Dengan WorldWide Telescope, pengguna bisa mengakses foto-foto antariksa dari Hubble Space Telescope, Chandra X-Ray Observatory Center, dan Spitzer Space Telescope secara interaktif!
Badan PBB UNESCO menetapkan tahun 2009 sebagai Tahun Astronomi Internasional. Indonesia tidak ingin ketinggalan berpartisipasi dalam meramaikannya. Salah satu pelaksana di Indonesia adalah teropong bintang tertua Indonesia Observatorium Bosscha yang terletak di Lembang, Jawa Barat.
Direktur Observatorium Bosscha, Dr. Taufiq Hidayat menjelaskan bahwa 2009 dipilih sebagai Tahun Astronomi Internasional untuk memperingati 400 tahun penggunaan pertama teropong untuk astronomi oleh Galileo Galilei. “Sejak saat itu muncul revolusi luar biasa dalam dunia sains,” ucap Taufiq.
Taufiq memaparkan, guna menyambut Tahun Astronomi Internasional, Bosscha membuka teropong-teropong bintangnya untuk publik, namun, kunjungan ke Bosscha harus tetap terjadwal untuk menjaga ketertiban. Sebab, Bosscha dikunjungi oleh lebih dari 60.000 orang per tahun!
Dalam menyambut Tahun Astronomi Internasional, Bosscha tidak hanya mengerahkan teropong-teropong bintang tradisionalnya, melainkan juga teropong bintang digital WorldWide Telescope (WWT), teknologi produksi Microsoft Corp yang pernah didemonstrasikan oleh Chairman Microsoft Corp Bill Gates ketika berkunjung ke Indonesia tahun 2008.
Taufiq mengungkapkan, WWT terutama digunakan untuk menggugah keingintahuan anak-anak terhadap sains, bukan hanya astronomi. Taufiq menegaskan bahwa astronomi hanya merupakan jembatan untuk memudahkan pemahaman terhadap sains.
“Kalau kita belajar hukum mekanika dengan katrol, maka akan terdengar rumit sekali. Akan lebih menyenangkan ketika dijelaskan dengan gerak planet. Hukum yang berlaku sama saja. Bagi anak-anak, astronomi itu menyenangkan dan cepat menggugah,” tutur Taufiq, yang wajahnya mirip dengan pentolan PKS, Hidayat Nurwahid.
Dengan WWT, Taufiq menambahkan, anak-anak disodori dengan angka-angka fantastis tetapi riil dalam dunia astronomi. Misalnya, bahwa di dunia ini ada 100 miliar bintang dan ada hukum alam yang bekerja mengaturnya. Dari ketertarikan itu, anak-anak diharapkan tergerak untuk mencari berbagai jawaban dari misteri yang ada di benak mereka.
Taufiq menilai, WWT merupakan instrumen yang tepat untuk memperkenalkan astronomi kepada masyarakat karena Microsoft bekerja sama dengan lembaga-lembaga astronomi terkemuka. Dengan begitu, konten yang tersedia dalam WWT selalu update dan datang langsung dari sumber-sumber utama.
“Software astronomi ini memperkenalkan galaksi, bintang, planet, dan bahkan mengungkap apakah ada awan di antara bintang-bintang, serta memiliki banyak cerita yang menjelaskan mengapa ada bintang yang bisa meledak sehingga alat ini sangat bagus untuk pendidikan,” ujar Taufiq.
Microsoft pertama kali merilis WWT pada tanggal 12 Mei 2008. National Technology Officer PT Microsoft Indonesia Tony Seno Hartono menjelaskan bahwa Microsoft membangun WWT karena ingin membuat angkasa luar bisa dinikmati oleh semua orang.
“Microsoft menghibahkan perangkat WWT ke Bosscha karena Microsoft percaya bahwa salah satu kunci kemajuan bangsa Indonesia adalah rasa senang dan gairah terhadap ilmu pengetahuan. Dengan kemajuan teknologi software, Microsoft bisa mensimulasikan ruang angkasa dalam bentuk 3D (tiga dimensi) yang akurat dan update,” tutur Tony.
Proyek WWT dimulai beberapa tahun silam oleh Senior Researcher Microsoft Corp Jim Gray. WWT dibangun dengan berbasis teknologi database berskala besar yang mampu menampung seluruh data penelitian jagat raya. Microsoft kemudian menggratiskan WWT untuk menghormati Gray, yang hilang di laut pada tanggal 28 Januari 2007.
Orang memang tidak harus datang ke Bosscha untuk menggunakan WWT. Dengan komputer dan internet, setiap orang dapat menggunakan layanan Microsoft tersebut. Prosesnya, pengguna harus terlebih dahulu mendownload aplikasi dari situs www.worldwidetelescope.org.
Setelah aplikasi itu diinstal di komputer yang terhubung dengan internet, maka pengguna bisa mulai mendownload data terbaru. Selanjutnya, pengguna bisa menjelajahi angkasa luar. Dengan WWT, pengguna bisa menjelajah seolah terbang di angkasa luar, atau seolah berdiri di bumi menatap langit!
Dengan WWT, Microsoft memungkinkan pengguna komputer biasa untuk mengakses data yang sebelumnya hanya tersedia untuk para astronom di laboratorium-laboratorium astronomi. Sebab, dengan WWT pengguna bisa melihat foto-foto antariksa dari teleskop angkasa luar Hubble Space Telescope, Chandra X-Ray Observatory Center, Spitzer Space Telescope, dan banyak lagi!
“Pengguna bahkan bisa melihat langit dengan mata sinar X, masuk ke awan angkasa luar, mengintip supernova, dan melihat awan bekas ledakan supernova yang terjadi pada seribu tahun silam,” sebut peneliti dari Harvard-Smithsonian Center for Astrophysics, Roy Gould.
Dengan WWT, pengguna tidak hanya bisa melihat angkasa luar dari sudut pandang teleskop yang digunakan, juga bisa melihat angkasa luar tempat pengguna itu berdiri! Pengguna hanya perlu memasukkan koordinat tempat dia berada untuk melakukan hal itu.
Sumber : Harian “Seputar Indonesia” edisi 2 Februari 2009
No comments:
Post a Comment