Hari Sabbath (Sabtu), hari yang dikuduskan oleh kaum Yahudi, telah diingkari sendiri oleh tentara Israel. Di hari larangan membunuh, bepergian, dan berdagang itu, pasukan darat negeri Zionis resmi menyerang Gaza, Palestina!
Pemimpin Hamas Khalid Misyal dari pos komandonya di Syria sudah memerintahkan pada setiap pejuang Hamas untuk melawan. Khalid menjanjikan neraka bagi setiap tentara Israel yang menginjak tanah Gaza. Mengapa Hamas begitu berani?
Padahal, dari hitung-hitungan matematika pertahanan, kekuatan dua pasukan sangat timpang, bagai bumi dan langit! Israel Defence Forces (IDF, Angkatan Bersenjata Israel) setidaknya berkekuatan 176 ribu infanteri bersenjata lengkap. IDF juga mendapat dukungan serangan udara dari 286 helikopter serbu, dan 875 jet tempur berkecepatan supersonik. Jangan lupakan pula 2800 tank dan 1800 senjata artileri (meriam, rudal, peluncur roket) yang semuanya on load alias siap digunakan!
Sebaliknya, Hamas hanya berkekuatan maksimal 20.000 pejuang. Tanpa pesawat tempur, jet, atau bahkan helikopter patroli satupun! Mereka hanya mengandalkan roket Al-Banna dan Al-Yaasin, modifikasi rudal PG-2 Rusia yang mampu menghancurkan tank Merkava dalam radius 500 meter. Roket lainnya, yang juga hasil modifikasi, maksimal hanya bisa meluncur 55 kilometer. Itu hanya cukup untuk sampai ke kota Sderoth, yang bukan jantung komando Israel.
Untuk pertahanan anti serangan udara, mereka mengandalkan rudal Rayyan, modifikasi lainnya dari rudal SA-7 Rusia yang dulu digunakan Hizbullah untuk merontokkan helikopter dan UAV Israel.
Tapi, Hamas memang tak pernah mempercayai kalau hanya sekedar data statistik, apalagi cuma di atas kertas. Buktinya, sejak didirikan oleh Syeikh Ahmad Yassin pada tanggal 14 Desember 1987, Hamas terus membesar dan terus membesar!
Untuk melawan Israel, Hamas membentuk sayap militer Brigade Izzuddin Al-Qassam, dimana anggotanya harus melalui seleksi super ketat yang bentuknya jauh dari bayangan kebanyakan yang berpikiran sekuler. Anggota brigade ini diambil dari pemuda-pemuda yang lulus ujian akhlak dan keimanan. Para recruiter Al-Qassam, misalnya, akan mencari calon pejuang dari jamaah shalat Subuh di masjid-masjid Gaza dan seluruh kawasan Tepi Barat. Pemuda yang tak pernah ketinggalan shalat Subuh berjamaah adalah bibit terbaik prajurit Hamas. Allahu Akbar!
Prajurit yang ikhlas dan bebas maksiat memang menjadi modal utama. Sebab, Hamas yakin kalau kemenangan tidak semata-mata berdasarkan hitungan senjata, tapi juga ikut ditentukan oleh "faktor langit". Mereka percaya bahwa dengan perlindungan malaikat yang sudah tahu siapa yang bakal unggul. Seperti saat 300 prajurit Nabi Muhammad SAW sukses melawan 1300 musuh Quraisy dalam Perang Badar tahun 2 Hijriah.
Sikap itu merupakan buah didikan Gerakan Ikhwanul Muslimin (IM) yang didirikan oleh Hassan al-Banna di Mesir pada tahun 1928. Syeikh Yassin adalah kader Ikhwanul Muslimin sejak ia dipenjara karena ceramahnya pada tahun 1965. Di penjara, putra Palestina asli kelahiran desa Jauran, 20 kilometer utara Gaza pada tahun 1936 itu, bergabung dengan cabang Ikhwanul Muslimin Palestina yang berdiri pada tahun 1935 sejak masa mudanya. Syaeikh mulia tersebut (semoga Allah menganugerahinya kepada manusia-manusia terpilih yang berjuang membela agama-Nya) syahid diterjang rudal Israel yang meluluhlantakkan rumahnya (tapi tak membuat tubuhnya hancur. Allahu Akbar!) pada subuh tanggal 22 Maret 2004.
Maka, pola latihan Al-Qassam juga secara tidak langsung merupakan pengembangan dari Nizham Khash (Biro Khusus) Ikhwanul Muslimin yang dibentuk di Kairo, Mesir, pada tahun 1940. Pada Perang Arab-Israel pertama pada tahun 1948, Nizham mengirim 3000 prajurit terbaiknya melawan Israel. Nizham juga berperan dalam perang di Terusan Suez melawan Inggris tahun 1951. Dalam aktivitas kesehariannya, Nizham memakai sistem sel tertutup. Satu anggota tak mengenal anggota lainnya, kecuali dalam satu usroh (grup) yang terdiri dari tujuh sampai 10 orang.
Dalam kitab At-Tarbiyah As-Siyasiyah 'Inda Jamaah Al-Ikhwan Al-Muslimin karangan Utsman Abdul Mu'iz Ruslan (diterjemahkan oleh Era Intermedia, Solo, 2000) halaman 575-583, latihan Nizham dijabarkan secara mendetail. Di antaranya, mereka mempelajari beladiri, senjata api, perang gerilya, bom dan bahan peledak, topografi, menyelam, serta infiltrasi (penyusupan) militer.
Mereka juga ahli dalam ilmu sandi, terlatih mempublikasikan selebaran (propaganda) dan punya data semua institusi Yahudi yang berada di Mesir dan Timur Tengah. Selain itu, anggota Nizham mempelajari tafsir Al-Qur'an, menghafal 40 hadits imam Nawawi, berpuasa sunnah, dan disiplin membaca Al-Qur'an minimal 1 juz per hari!
Sistem Nizham ditiru oleh Al-Qassam. Bekal mental memegang peranan utama karena tiap hari mereka menjadi sasaran buruan pasukan Israel, Sayerat Matkal. Tapi, kematian memang jadi slogan impian tiap anggota Hamas (as-Syahid asma' amanina). Yang sudah meraihnya akan segera di-upload dan dipublikasikan di situs resmi mereka!
Selain operasi militer, Hamas sendiri berhadapan dengan agen intelijen paling diakui sedunia, HaMossad leModi'in uleTafkidim Meyuhadim (Mossad). Guru M15 Inggris dan CIA Amerika itu amat piawai dalam menyaru rupa. Agen Mossad bisa tampil bersurban dan berjenggot laksana seorang syaikh, tapi kemudian berceramah tentang hidup damai bersama Israel!
Untuk melawan Mossad, Hamas mengandalkan dukungan total dari rakyat Palestina. Hamas memang tinggal bersama-sama mereka. Hamas membantu rakyat saat krisis pangan, menjadi guru madrasah anak-anak mereka, dan membangun terowongan jalur penyelundupan bawah tanah Rafah (Mesir) - Gaza agar bayi-bayi Palestina punya susu untuk diminum. Hamas juga sangat santun kepada 3000 warga Kristiani di Gaza. Tak heran, dalam pemilu pada 25 Januari 2006, Hamas meraup suara terbanyak!
Mereka juga punya koneksi gerakan di luar negeri yang solid. Ulama Hamas Dr. Nawwaf Takruri, dosen Universitas An-Najah di Nablus, bahkan pernah berceramah di Indonesia, termasuk di masjid As-Syukur Jakarta, pada bulan November 2007! Dalam perang ini, mereka juga dibantu oleh faksi jihad lain di Gaza yang bersatu bahu membahu menghantam Israel. Jangan lupakan pula Hizbullah, kekuatan mengejutkan yang membokong Israel ketika pasukan Zionis tersebut sedang sibuk menggempur Palestina!
Karena itu, banyak pengamat militer menilai bahwa agresi ini bakal sambung menyambung sepanjang tahun 2009. Sebab, kader-kader Hamas di Palestina dan seluruh dunia sudah berjanji tidak akan pernah mengerek bendera putih!
Oleh : Ridwan, wartawan Jawa Pos
Sumber : Harian "Radar Sukabumi" edisi 9 Januari 2009
No comments:
Post a Comment