Pabrik pesawat terbang Swedia, Saab, menyatakan pihaknya telah menggandeng kelompok India, Tata, untuk mengembangkan varian baru jet tempur Grippen melalui kesepakatan senilai 12 miliar dolar dari New Delhi.
Eksekutif Saab, Kjell Moller, mengemukakan kerjasama dengan Tata Consultancy Services (TCS) tak hanya bertujuan untuk mengembangkan secara bersama-sama Grippen, tetapi juga meraih peluang pesanan jet tempur terbesar di dunia dalam beberapa tahun terakhir ini.
Perusahaan Swedia itu akan bersaing dengan perusahaan-perusahaan dari Rusia, Eropa dan AS untuk menjual 126 pesawat tempur bagi AU India.
India, yang memulai ujicoba pada April lalu atas sejumlah jet tempur, termasuk Grippen, telah menyatakan pihaknya akan membeli sekitar 20 jet tempur dalam kondisi terbang dan memproduksi sisanya sebanyak 100 unit di fasilitas lokal yang dikelola negara di Bangalore.
"Kami akan mengalihkan teknologi dan berbagai keterampilan kepada TCS, yang akan memainkan peran penting dalam pengembangan Grippen generasi mendatang dan produk lainnya," kata Moller menjelang pameran kedirgantaraan pada pekan ini di Bangalore, sebagaimana dilaporkan AFP.
"Kontrak itu akan terus berjalan tanpa memandang apakah kami memenagi order dari India atau tidak," kata wakil presiden Saab itu.
Dua jet tempur buatan AS, yakni F-16 produksi Lockheed Martin dan F-18 Superhornet milik Boeing, muncul sebagai calon kuat untuk memperoleh kontrak India tersebut.
Konsorsium Eropa, EADS, telah menawarkan Typhoon Eurofighter dan Dassault dari Prancis, yang menghasilkan Mirage, telah menyodorkan Rafale.
Jet tempur Rusia, MiG-35 dan MiG-29, juga ikut bersaing dengan Saab.
AU India, AU terbesar keempat di dunia, telah mengoperasikan 51 Mirage 2000 buatan Dassault dengan peralatan elektronika Thales yang memerlukan peremajaan besar-besaran.
Sumber : www.antara.co.id
No comments:
Post a Comment