Di hadapan ribuan kader PDI Perjuangan, Megawati Soekarnoputri kembali menyerang Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY). Kata Mega, pemerintahan saat ini mengkondisikan rakyat setengah hati dengan model kebijakan ibarat bocah yang sedang bermain yoyo!
"Kebijakan pemerintah seperti bermain yoyo. Kadang ditarik ke atas kemudian diulur ke bawah. Dilempar ke depan, ditarik lagi ke belakang," sindir istri Taufik Kiemas saat membacakan isi pidato politik di pembukaan Rakernas PDIP di Hotel Sunan, Solo, hari Selasa tanggal 27 Januari 2009.
Menurut Mega, kebijakan yoyo itu adalah soal penurunan harga bahan bakar minyak (BBM) selama tiga kali di bulan Januari 2009. "Jangan hanya mengeluarkan kebijakan yang bertujuan mencari simpati rakyat. Tapi, seharusnya lebih memikirkan rakyat kecil," tegas Ketua Umum PDIP ini.
Di safari politik pada tahun 2008 lalu, Mega juga menyindir kalau pemerintahan SBY seperti menari poco-poco. "Angka kemiskinan dan pengangguran selama empat tahun ini mengalami peningkatan, sementara harga sembako semakin sulit dijangkau masyarakat, ditambah lagi catatan hutang yang tak kunjung usai," tambah Mega yang disambut tepuk tangan kader Banteng.
Secara terpisah, Sekjen DPP Partai Demokrat, Marzuki Alie mengatakan, sindiran Mega terhadap SBY tidak berdasarkan data dan fakta. "Buktinya, jumlah anggaran pembelanjaan negara (APBN) selama empat tahun selalu naik, aset negara seperti BUMN tidak ada yang terjual. Jadi kalau mau menyerang atau mengkritik harus berdasarkan data yang akurat dan tidak datang dari langit," ungkapnya.
Sindiran Mega terhadap SBY, terang Marzuki, adalah hal yang wajar. "Mungkin saja PDIP sedang panik karena saat Mega jadi Presiden tidak bisa berbuat banyak," sindirnya. "Saya harap Mega bisa memberikan pendidikan politik yang baik kepada masyarakat. Soal BBM diturunkan, tidak ada niat SBY mencari simpati ke masyarakat," tambahnya pula.
Ia mencontohkan, saat Mega menjadi presiden, beberapa aset negara seperti BUMN banyak yang terjual. Bahkan Mega rela tidak menaikkan harga BBM menjelang pelaksanaan Pemilu dan Pilpres.
Di tempat terpisah, kader PDIP Emma Maria Hutagaul mengatakan bahwa penilaian Sekjen DPP Partai Demokrat sangat lucu. "Coba tunjukkan apa saja keberhasilan SBY. Harga BBM turun bukan karena upaya dia, melainkan imbas dari perekonomian dunia yang tidak stabil," kata caleg DPR RI nomor urut 6 Dapil 3 DKI ini.
Ia berkeyakinan, usai Pilpres mendatang jika terpilih kembali, SBY akan menaikkan harga BBM. "Jadi benar apa kata Bu Mega. Rakyat seperti mainan yoyo, ditarik dan diulur," ujarnya.
Perihal tudingan bahwa PDIP sedang panik, menurut Emma, PDIP sebagai partai wong cilik wajib membela kepentingan rakyat.
Au ah gelap! Gontok-gontokan situ deh biar rame!!
Sumber : Harian "Nonstop" edisi 28 Januari 2009
1 comment:
Mungkin benar apa yg dikatakan BU Mega, tetapi sindiran tsb jng tll diprioritaskan untuk menjegal SBY. Setiap pemimpin pasti mempunyai kesalahan. Coba dilihat waktu Mba Mega jadi presiden, apakah ada nilai plus'a?
Lgpl, Bu Mega jng terlalu ngotot pengen jd presiden lg, serahkan saja ke anak buahnya yg lebih mempunyai nilai plus. Jangan juga menggandeng Hamengkubuwono atau Prabowo, mereka cenderung mempunyai nilai u menjadi pemimpin, bukannya digandeng menjadi calon wakil presiden...
Lagipula dalam Islam, sosok seorang pemimpin lebih diutamakan dari kaum Adam bukan kaum Hawa. Ya itu juga kalo inget.. ;p
Post a Comment