anti israel flag
MAUKAH ANDA DIBAYAR HANYA DENGAN MENGKLIK IKLAN DAN NGELIATIN IKLANNYA SELAMA BEBERAPA DETIK? TANPA SYARAT, TANPA ANCAMAN, TANPA TIPUAN... BERGABUNGLAH DI KLIKRUPIAH, KLIKAJADEH, NGEBUX atau ARA-BUX !!! KALAU MAU MAKSIMAL, GABUNG SAJA DENGAN KEEMPAT-EMPATNYA!

Friday, February 6, 2009

Perdebatan Saya dan Hanung Bramantyo Seputar Perempuan Berkalung Sorban!!!


Oleh : Alif Rafik Khan

Setelah kontroversi sengit tentang film terbaru Hanung Bramantyo yang berjudul "Perempuan Berkalung Sorban" di media massa tanah air, saya iseng-iseng mencoba 'mengkonfrontir' sutradara yang sedang naik bajaj eh naik daun tersebut melalui e-mail ke blog pribadinya. Saya tidak berharap mendapatkan jawaban demi melihat isi surat saya yang memang 'keras'. Eh, ternyata sutradara ini, yang pastinya super sibuk, masih menyempatkan untuk menjawab e-mail saya. Yang terjadi adalah perdebatan singkat seputar apa yang terkandung dalam film tersebut dan kenapa lalu menjadi heboh. OK deh, ini dia percakapan saya dan Hanung :

Alif Rafik Khan :
Mas, saya saranin kalo mau bikin film religius belajar ngaji dulu jangan asal jeplak!!! Masa ada adegan dalam film terbaru mas "perempuan Berkalung Sorban" yang bilang kalo Al-Qur'an dan Hadits ngelarang perempuan keluar rumah tanpa muhrim? Mas dapet dari mana tuh ayatnya? Saya salut kalo Mas dapet, berarti 'Al-Qur'an' dan 'Hadits' yang mas punyai beda dengan Al-Qur'an dan hadits yang ada beredar di umat Islam!!!

Belajar baca Al-Qur'an dulu Mas, jangan asal jeplak!!!


Hanung Bramantyo :
Buat alifrafika, mohon nonton dulu PBS baru kasi komentar, jangan hanya tau dari republika. Tidak ada adegan yg menampilkan alquran melarang perempuan keluar rumah tanpa muhrim. Yang ada adlh adegan Abi melarang annisa ke jogja tanpa muhrim. Jd kalo mau sekolah di jogja harus dimuhrimkan dulu. Hati2 kalo kasi kritikan. Kamu sendiri juga jangan asal jeplak!!! Di islam ada istilah Tabayun, cek dan ricek ....


Alif Rafik Khan :
Saya malah baru tahu kalo ada artikel di Republika tentang film Mas. Saya sudah melihat film itu mas (di Bogor, apa Mas mau tahu tanggal, jam dan bioskop apa saya nontonnya biar percaya?), dan waktu ada dialog itupun alis saya langsung mengernyit. Saya memang tidak mempunyai pemahaman sedalam seorang kyai, tapi setidaknya saya tahu bahwa Nabi Muhammad SAW tidak pernah melarang seorang perempuan untuk keluar rumah. Mas sudah lupa sama film Mas sendiri? Belum pernah nonton ya? Baiklah saya 'refresh' memori Mas : Ingat adegan dialog Kiai Hanan dengan anaknya, Annisa? Disitu sang Kiai (jebolan pondok pesantren tentunya) menasihati anaknya untuk tidak keluar rumah bahkan untuk belajar karena Nabi SAW melarangnya...

Apa Mas mau menyangkal bahwa di film tersebut ada adegan itu? Lalu film karya siapa yang saya tonton, Jose Purnomo? Rizal Mantovani?

Sekarang saya malah penasaran dengan artikel di Republika tersebut, bisa Mas berikan linknya?

Saya tunggu jawabannya...



Hanung Bramantyo :
Trima kasih atas jawabannya. Sy yg menulis skenarionya. Saya yg menyutradarai, 
jd saya tidak bakal lupa. Begini dialognya: ... Annisa: apa abi tidak senang anaknya pinter? Lagian ini juga beasiswa. Kyai Hanan: ini bukan soal biaya, nisa. ANISA: lalu apa? KYAI HANAN : Abi tidak bisa membiarkan kamu pergi tanpa muhrim. ANNISA: Jadi karena Nisa perempuan? Abi rela jual tanah untuk sekolahkan mas reza sampai madinah. Kenapa nisa tidak? KYAI HANAN: mas mu itu memang harus sekolah tinggi, krn memang dia nanti akan mimpin pesantren. ANNISA: trus gunanya Nisa apa? KYAI HANAN : Nanti kamu akan tau kalau kamu sudah menikah. Membangun keluarga, menjadi isteri yang baik. Itu sumber pahala buat kamu. 

Dialog diatas saya tulis lagi sambil saya menyaksikan lagi film ini di meja editing. Jadi bagian mana yang menyatakan bahwa Alquran yang melarang perempuan keluar rumah tanpa muhrim? Apakah Kyai Hanan adalah Alquran? Saya rasa itu terlalu berlebihan jika anda mengasumsikan begitu. 

Film ini bukan mengkritik al quran. tetapi mengkritik orang tua (yang juga seorang kyai) yang memaksakan kehendaknya kepada putrinya dengan mengambil al quran sebagai senjata. Sama sekali film ini tidak diniatkan untuk mengkritik Quran atau Hadist. 

Pada saat Ustadz Ali menyampaikan pelajarannya tentang adab perempuan dalam berjimak, saya gambarkan Annisa mengerut keningnya sangsi. Itu tandanya dia tidak sependapat dengan pemikiran Ustadz. Dan jawaban atas sangsi itu diberikan oleh khudori pada saat mereka sudah menikah dengan dialog: ... Muasyarah bil ma'ruff ... pergaulan suami isteri harus dilakukan tanpa paksaan. Dalam hal ini kamu juga punya hak, Nisa ...... perlakuan Khudori tersebut adalah cermin dari adab seorang suami dalam islam.

Jadi sepanjang film ini, sama sekali saya tidak mengkritisi Al Quran, justru saya mengembalikan pemahaman laki-laki atas surat Annisa : Arrijalu qouwamuna alan Nisa ... yang sudah terlanjur dipahami dan dimaknai : Bahwa laki-laki adalah PEMIMPINNYA perempuan. Pemahaman tersebut menciptakan sebuah sistem sosial yang meletakkan perempuan sebagai makhluk kelas dua. Padahal Alloh jelas-jelas mengatakan dalam Ar Rum : ... Alloh menciptakan laki-laki dan perempuan berpasang-pasangan untuk saling ,mencintai satu sama lain .... Yang Dimaksud Berpasang-Pasangan itu kan sejajar. bukan salah satu diatas atau dibawah. Tapi kenapa pada realitasnya di masyarakat dibedakan? Juga dalam Al baqoroh disebutkan bahwa antara laki-laki dan perempuan ibarat : ...Hunna libasun lakum, wa antum libasun lahunn ... Laki adalah selimut bagi perempuan, dan begitupun perempuan menjadi selimut bagi laki-laki ...... Aplikasi di film PBS jelas sekali, pada saat Annisa bersuamikan samsudin, Samsudin minta kopi ke annisa tanpa menyentuh dapur. Sementara ketika Annisa bersuamikan Khudori, Khudori ikut masak, ikut cuci piring, yang mana adegan tersebut memberikan gambaran bahwa laki-lakipun juga pantas di dapur, tidak hanya perempuan. 

Kalo anda keberatan karena saya menggambarkan sosok kyai tidak baik, saya terima keberatan itu. Tapi jika keberatan anda karena saya memanipulasi Al Quran, subhanalloh .... Sampai detik inipun saya tidak meragukan Al Quran dan Hadist. 




Naah, setelah itu saya e-mail kembali meminta izin dia untuk memuat jawabannya ke dalam blog saya agar dapat menjadi penjelas atas permasalahan yang terjadi, biar semua orang tahu apa pendapatnya dalam masalah ini. Tapi setelah berjalan dua hari, e-mail saya tidak juga dibalas. Ya sudah, saya anggap itu sebagai tanda setuju. Lagian, saya nggak bermaksud apa-apa selain supaya ada komentar dari pihak yang PRO setelah selama ini media memuat komentar dari pihak yang KONTRA saja. Uki-uki?


3 comments:

Anonymous said...

Assalamu'alaikum wrwb.
ini :

Dari Abu Sa'id Al Khudri ia berkata: Berkata Rosululloh: "Tidak halal bagi seorang wanita yang beriman kepada Alloh dan hari akhir untuk mengadakan safar lebih dari tiga hari kecuali bersama ayah, anak laki-laki, suami, saudara lakilaki atau mahromnya yang lain." [35]

Dari Abdulloh bin Amr bin Ash dari Rosululloh berkata: "Janganlah seorang wanita muslimah bepergian selama dua hari kecuali bersama suaminya atau mehramnya." [36]

Dari Abu Hurairoh, Bersabda Rosululloh: "Tidak halal bagi wanita yang beriman kepada Alloh dan hari akhir untuk mengadakan safar sehari semalam tidak bersama mahromnya." [37]

ket :
[35]. HR. Muslim: 1340.
[36]. HR Ibnu Khuzaimah: 2522.
[37]. HR Bukhori: 1088, Muslim: 1339.

(sumber : http://www.almanhaj.or.id/content/82/slash/0)

keluarnya wanita adalah hanya untuk memenuhi kebutuhannya saja..dan itupun harus dengan menutup auratnya dengan baik..


sebenarnya ada baiknya sebelum mengkritisi..kita perdalam dulu akidah kita..islam kita...ada banyak situs2 yg insya Allah bagus :
http://muslim.or.id
http://almanhaj.or.id
http://darussalaf.or.id
dan yang semisal dengan itu...
afwan sebelumnya.

ibnu albahfie.

Raidah Intizar said...
This comment has been removed by the author.
Raidah Intizar said...

Malam,

Bisa minta emailnya Mas Hanung, gak?

InsyaAllah kita mau undang dia sebagai pemateri dalam bedah film kami...

Terima kasih sebelumnya